Selama lima hari yakni Senin sampai dengan Jum’at 24-28 Januari 2011, mahasiswa STIK-SMART Instipr Yogyakarta mengikuti Ujian Sisipan. Ujian Sisipan semester dua ini diadakan untuk mengetahui seberapa pemahaman mahasiswa mengenai mata kuliah yang selama setengah semester ini telah disampaikan. Selain itu juga diadakan evaluasi bagi dosen mengenai cara mengajar maupun materi yang telah disampaikan selama setengah semester ini. Nilai dari ujian sisipan ini nantinya akan menjadi nilai akhir di akhir semester setelah diakumulasikan dengan nilai semester, tugas-tugas serta presensi selama satu semester.
Jumat, 28 Januari 2011
Senin, 24 Januari 2011
Selama tiga hari yakni Senin sampai dengan Rabu, 17-19 Januari 2011 mahasiswa STIK-SMART Instiper Yogyakarta mengadakan Bakti Sosial 'Pemeriksaan Kesehatan Mata Siswa SD-SMP dan Penghijauan' di Banjarnegara. Acara bakti social ini merupakan hasil kerjasama Tzu Chi perwakilan Sinarmas dengan Instiper Yogyakarta. Selama tiga hari di Banjarnegara para mahasiswa melakukan Pemeriksaan Kesehatan Mata bagi Siswa SD, SMP serta SMA. Selain itu juga diadakan acara Penghijauan yakni berupa penanapan pohon batuan dari Instiper Yogyakarta di Pekandangan, Banjarnegara, Jawa Tengah. Diharapkan dengan dilakukannya acara bakti social ini, para anak-anak di Banjarnegara dapat tertolong dari buta huruf karena mata merupakan alat vital bagi manusia. Selain itu dengan diadakannya penghijauan ini, wilayah di Banjarnegara bisa lebih terlindungi dari tanah longsor atau bencana lainnya. Selain itu dalam acara penghijauan ini juga diadakan sosialisasi mengenai pengelolaan lahan, sehingga nantinya diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan lahan yang ada dengan baik sehingga dari lahan tersebut masyarakat dapat mengambil hasilnya.
Ahad, 16 Januari 2011 mahasiswa STIK-SMART angkatan kedua Instiper Yogyakarta mengikuti acara Pelatihan Relawan Komunitas 1 oleh Tzu Chi perwakilan Sinarmas. Dalam acara ini para mahasiswa dikenalkan dengan apa itu Tzu Chi terutama Tzu Chi perwakilan Sinarmas. Dengan pelatihan ini secara otomatis para mahasiswa STIK-SMART menjadi anggota dari Tzu Chi perwakilan Sinarmas dan siap diterjunkan dimana saja apabila Tzu Chi perwakilan Sinarmas mengadakan acara social. Acara ini sendri kemudian dilanjutkan dengan acara technical meeting sebelum pemberangkatan untuk acara bakti social di Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah. Dengan technical meeting ini diharapkan para mahasiswa bisa lebih siap dan lebih menguasai apa yang harus dilakukan selama bakti social di Banjarnegara.
Selama tiga hari yakni Selasa sampai Kamis 11-13 Januari 2011 mahasiswa STIK-SMART angkatan kedua tidak melaksanakan kuliah seperti biasanya. Tetapi ini tidak berarti meraka libur. Dalam tiga hari tersebut kuliah digantikan dengan pelatihan soft skill yang dibiana langsung dari perwakilan Perusahaan Sinar Mas yakni dari PT. SMART Tbk. Pelatihan soft skill dari perusahaan ini sendiri selalu dilakukan setiap semester. Pelatihan soft skill ini dilakukan untuk menambah kemampuan skill mahasiswa sebelum mereka terjun ke dunia kerja nantinya. Selain itu kedatangan perwakilan dari pihak perusahaan adalah untuk mengevaluasi kegiatan belajar mengajar di Instiper Yogyakarta selama satu semester terutama di kelas STIK-SMART yang notabanenya mereka kuliah dibiayai oleh perusahaan.
Senin, 10 Januari 2011 Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Instiper Yogyakarta mengadakan pendahuluan untuk Madrasah KAMMI (MK). Madrasah KAMMI ini merupakan kelanjutan bagi Mahasiswa yang telah mengikuti Daurah Marhalah KAMMI 1. Rencananya Madrasah KAMMI (MK) di Instiper ini sendiri akan diadakan sebanyak 14 kali pertemuan yang akan dilaksanakan selama 7 bulan terhitung mulai pertengahan bulan Januari 2011. Diharapkan dengan diadakannya Madrasah KAMMI ini para kader KAMMI dapat lebih bisa memahami tentang dasar-dasar agama Islam.
Ilmu Budaya Dasar (IBD) yang merupakan salah satu mata kuliah di Institut Pertaniain Stiper (instiper) Yogyakarta pada Kamis sampai dengan Jum’at 6-7 Januari 2011 mengadakan Ujian bagi mahasiswa STIK SMART angkatan kedua. Ujian ini dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama yakni pada Kamis 6 Januari 2011 yang merupakan ujian praktek. Ujian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kemampuan mahasiswa menangkap ilmu yang selama ini telah diajarkan selama praktikum Ilmu Budaya Dasar. Ujian ini ada dua bentuk yakni praktek dasar seperti cara menendang, cara memukul dan cara menangkis serta praktek dalam bentuk tanding dengan mahasiswa lain. Sedangkan ujian kedua ykani pada hari Jum’at 7 Januari 2011 merupakan ujian mental, yakni menguji seberapa besar mental para mahasiswa. Ujian mental ini sendiri dimulai pada pukul delapan malam sampai dengan pukul dua belas malam. Setelah ujian selesai seperti biasanya para mahasiswa diwajibkan untuk menulis sebuah laporan sebagai bukti bahwa mahasiswa tersebut telah paham dengan materi yang telah disampaikan.
Selasa, 04 Januari 2011
Surabaya Post - Mantan wartawati penerbitan nasional bertemu jodohnya melalui internet. Ya, dia dengan sedikit malu-malu bercerita bahwa sosok lelaki asal Flores, Nusa Tenggara Timur, yang akhirnya menjadi suaminya bertemu melalui media internet. Perhelatan pernikahan dilangsungkan di Kertosono, Nganjuk, tempat asal mantan wartawati itu.
"Alhamdulillah, kami diberi jodoh. Mudah-mudahan langgeng,” tutur mantan wartawati berjilbab yang tak mau dipublikasikan itu. Mereka kini bahagia dan menetap di Bekasi, Jawa Barat, tempat suaminya bekerja.
Pasangan ini dipertemukan melalui internet, lebih spesifiknya mailing list (milist). Tapi tak jarang juga pasangan yang bertemu lewat surat elektronik, jejaring sosial, maupin microblogging. Mungkin itu menjadi salah satu media ampuh pertemanan, mendekatkan, hingga mempertemukan mereka yang terpisah berkilo-kilo meter. Pertemuan pasangan itu merupakan salah satu contoh positif dari jejaring sosial.
Nah bagaimana dengan efek lainnya? Simak pula fenomena video 'Keong Racun' yang mendunia dan menjadi trending topic di Twitter. Ya, Indonesia boleh berbangga hati. Sebab, tak cuma berita soal kasus video mesum Ariel 'Peterpan' yang bisa mendunia, yang dipelesetkan menjadi 'Ariel Peterporn.' Kabar duet lipsync ‘Keong Racun’ Sinta dan Jojo juga ramai diberitakan media asing.
Yang lain, Koin Peduli Prita. Kasus yang akhirnya mampu menggerakkan masyarakat untuk peduli sesama saat tertimpa musibah, seperti yang dialami Prita Mulyasari. Itu bermula curhat (curahan hati) ibu dua anak yang akhirnya memembawanya ke Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tangerang, Banten. Ini gara-gara curhat kebobrokan layanan RS Omni Internasional melalui surat elektronik menyebar.
Kisah Prita diawali ketika ia dirawat di unit gawat darurat RS Omni, 7 Agustus 2008. Selama perawatan, Prita tidak puas dengan layanan yang diberikan. Ketidakpuasan itu dituliskannya dalam sebuah surat elektronik dan menyebar secara berantai dari milis ke milis.
Surat elektronik itu membuat Omni berang. Pihak rumah sakit beranggapan Prita telah mencemarkan nama baik rumah sakit tersebut. Prita divonis bersalah terkena denda Rp204 juta. Sejumlah blogger pun akhirnya terpanggil mengumpulkan koin untuk membayar denda prita.
Gerakan koin untuk Prita Mulyasari tidak sekedar fenomena biasa. Masyarakat telah menemukan cara sendiri untuk melawan ketidakadilan. “Fenomena ini simbol perlawanan rakyat terhadap ketidakadilan," kata Busyro Muqoddas yang kala itu masih jadi ketua Komisi Yudisial Ketua Komisi Yudisial.
Kasus berikutnya adalah koin untuk Bilqis. Bayi berusia 17 bulan, Bilqis Anindya Passa, mengidap penyakit atresia bilier, saluran empedu tidak terbentuk. Untuk menyembuhkannya, dokter harus mengoperasi dengan biaya Rp1 miliar.
Dari kedua kasus ini akan mudah ditiru untuk berpangku tangan. Sedikit-sedikit menggalang dana. Fenomena koin Prita atau pun Bilqis ini akan berdampak buruk bagi masyarakat.
Di tengah demam jejaraing sosial, teknologi ini juga menyimpan dampak negatif. Seperti pemberitaan soal kaburnya gadis-gadis remaja dengan teman di jejaring sosialnya. Karena itu, butuh peran orangtua sebagi kontrol.
Apalagi, jejaring sosial juga makin sering menampilkan hal-hal vulgar. Terbaru, artis Rahma Ashari membuat heboh dengan mengunggah foto-foto mesra di Twitter. Foto ini diambil bersama pelatih Timnas Filipina, Simon McMenemy.
Ya, sekali lagi fenomena jejaring sosial begitu menakjubkan, bahkan hingga ke pelosok desa pun mereka bisa terimbas. Sekarang bergantung kita untuk menyikapi semuanya, terutama menghadapi tahun 2011 nanti. Harus memiliki pagar dan ketahanan mental yang kukuh agar terhindar dari dampak negatif media canggih itu. (Edy Triono Jatmiko l Surabaya Post)
• VIVAnews
http://jatim.vivanews.com/news/read/195617-jejaring-sosial--antara-positif-dan-negatif
"Alhamdulillah, kami diberi jodoh. Mudah-mudahan langgeng,” tutur mantan wartawati berjilbab yang tak mau dipublikasikan itu. Mereka kini bahagia dan menetap di Bekasi, Jawa Barat, tempat suaminya bekerja.
Pasangan ini dipertemukan melalui internet, lebih spesifiknya mailing list (milist). Tapi tak jarang juga pasangan yang bertemu lewat surat elektronik, jejaring sosial, maupin microblogging. Mungkin itu menjadi salah satu media ampuh pertemanan, mendekatkan, hingga mempertemukan mereka yang terpisah berkilo-kilo meter. Pertemuan pasangan itu merupakan salah satu contoh positif dari jejaring sosial.
Nah bagaimana dengan efek lainnya? Simak pula fenomena video 'Keong Racun' yang mendunia dan menjadi trending topic di Twitter. Ya, Indonesia boleh berbangga hati. Sebab, tak cuma berita soal kasus video mesum Ariel 'Peterpan' yang bisa mendunia, yang dipelesetkan menjadi 'Ariel Peterporn.' Kabar duet lipsync ‘Keong Racun’ Sinta dan Jojo juga ramai diberitakan media asing.
Yang lain, Koin Peduli Prita. Kasus yang akhirnya mampu menggerakkan masyarakat untuk peduli sesama saat tertimpa musibah, seperti yang dialami Prita Mulyasari. Itu bermula curhat (curahan hati) ibu dua anak yang akhirnya memembawanya ke Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tangerang, Banten. Ini gara-gara curhat kebobrokan layanan RS Omni Internasional melalui surat elektronik menyebar.
Kisah Prita diawali ketika ia dirawat di unit gawat darurat RS Omni, 7 Agustus 2008. Selama perawatan, Prita tidak puas dengan layanan yang diberikan. Ketidakpuasan itu dituliskannya dalam sebuah surat elektronik dan menyebar secara berantai dari milis ke milis.
Surat elektronik itu membuat Omni berang. Pihak rumah sakit beranggapan Prita telah mencemarkan nama baik rumah sakit tersebut. Prita divonis bersalah terkena denda Rp204 juta. Sejumlah blogger pun akhirnya terpanggil mengumpulkan koin untuk membayar denda prita.
Gerakan koin untuk Prita Mulyasari tidak sekedar fenomena biasa. Masyarakat telah menemukan cara sendiri untuk melawan ketidakadilan. “Fenomena ini simbol perlawanan rakyat terhadap ketidakadilan," kata Busyro Muqoddas yang kala itu masih jadi ketua Komisi Yudisial Ketua Komisi Yudisial.
Kasus berikutnya adalah koin untuk Bilqis. Bayi berusia 17 bulan, Bilqis Anindya Passa, mengidap penyakit atresia bilier, saluran empedu tidak terbentuk. Untuk menyembuhkannya, dokter harus mengoperasi dengan biaya Rp1 miliar.
Dari kedua kasus ini akan mudah ditiru untuk berpangku tangan. Sedikit-sedikit menggalang dana. Fenomena koin Prita atau pun Bilqis ini akan berdampak buruk bagi masyarakat.
Di tengah demam jejaraing sosial, teknologi ini juga menyimpan dampak negatif. Seperti pemberitaan soal kaburnya gadis-gadis remaja dengan teman di jejaring sosialnya. Karena itu, butuh peran orangtua sebagi kontrol.
Apalagi, jejaring sosial juga makin sering menampilkan hal-hal vulgar. Terbaru, artis Rahma Ashari membuat heboh dengan mengunggah foto-foto mesra di Twitter. Foto ini diambil bersama pelatih Timnas Filipina, Simon McMenemy.
Ya, sekali lagi fenomena jejaring sosial begitu menakjubkan, bahkan hingga ke pelosok desa pun mereka bisa terimbas. Sekarang bergantung kita untuk menyikapi semuanya, terutama menghadapi tahun 2011 nanti. Harus memiliki pagar dan ketahanan mental yang kukuh agar terhindar dari dampak negatif media canggih itu. (Edy Triono Jatmiko l Surabaya Post)
• VIVAnews
http://jatim.vivanews.com/news/read/195617-jejaring-sosial--antara-positif-dan-negatif
Senin, 03 Januari 2011
Ahad 2 Januari 2011 berakhir sudah acara Daurah Marhalah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Acar ini sendiri ditutup dengan janji para peserta untuk berjuang dijalan Allah karena sebelumnya telah menyatakan untuk siap bergabung dalam KAMMI. KAMMI sendiri sebenarnya tidak hanya bergerak dalam bidang poliik tetapi disemua aspek kehidupan. Sebagaimana visi KAMMI yakni sebagai wadah perjuangan permanen yang akan melahrirkan kader-kader pemimpin dalam upaya mewujudkan bangsa dan Negara Indosenia yang Islami. Untuk memujudkan visi ini, maka seluruh aspek yang ada di Negara Indonesia ini harus bersifat Islami tidak hanya dalam politik tetapi dalam semua aspek. Diharapkan setelah menjadi kader KAMMI, para mahasiswa bisa menjadi kader yang benar-benar intelektual tetapi juga Islami. Diharapkan para mahasiswa dapat menjadi seorang professional segaligus kepakaran dalam suatu aspek dan disitu dapat menerapkan kaidah-kaidah Islami. Dengan begitu untuk terwujudnya Negara yang Islami akan mudah jika dilakukan secara bersama-sama dalam semua aspek.
Sabtu 1Januari 2011 merupakan hari pertama dalam tahun 2011. Tahun 2010 telah berlalu dan sekarang tahun 2011 telah didepan mata. Tak perlu tiup terompet, pesta kembang api dalam menyambut tahun baru 2011, tetapi cukup dengan instropeksi diri apa yang telah kita lakukan selama tahun 2010. Mari kita tingkatkan prestasi-prestasi yang telah kita capai selama tahun 2010. Selain itu kita juga harus melupakan kekurangan telah terjadi dalam tahun 2010 dan kita harus berusaha untuk memperbaikinya. Semoga ditahun 2011 ini kita bisa lebih baik dari tahun 2011. Amin….
Jum’at 31 Desember 2010 sampai dengan Ahad 2 Januari 2011 telah diadakan Daurah Marhalah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Daurah Marhalah ini merupakan pintu gerbang para mahasiswa untuk bisa masuk menjadi kader KAMMI. Kegiatan Daurah Marhalah ini sendiri diadakan di Kecamatan Imogiri Kabuapaten Bantul Daerah Instimewa Yogyakarta. Kegiatan Daurah Marhalah ini sendiri diikuti lebih dari 60 mahasiswa yang berminat untuk bergabung dengan KAMMI. Peserta ini berasal dari mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Islam Indonesia (UII), dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Dalam Daurah Marhalah ini dibahas tentang aqidah, kesempurnaan Islam, problematika umat, manajemen aksi, politik. Diharapkan setelah mengikuti Daurah Marhalah ini para peserta bisa menjadi seorang muslim negarawan yang merupakan visi dari KAMMI itu sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)